Label

Kamis, 11 November 2021

Cara Agar Mudah Paham Belajar

 


Beberapa hari ini saya membongkar buku-buku yang sudah lama tersimpan di lemari. Ada buku paket yang tebal-tebal pelajaran matematika, fisika, biologi, sejarah, dan lain-lain. Ada juga lembar kerja tipis yang biasa kami sebut LKS. Buku catatan dan juga kitab-kitab lainnya. Dulu niatnya buku itu tidak usah dibuang setelah tamat sekolah karena mungkin masih bisa dibaca dan berguna di kemudian hari.

Ternyata setelah beberapa waktu hanya sedikit sekali yang dibaca, sisanya lebih banyak diam di lemari. Begitulah keadaan setelah bertambahnya usia, semakin banyak kesibukan dan harus bekerja. Sehingga waktu untuk menuntut ilmu tidak selapang semasa sekolah. 

Di antara pelajaran-pelajaran yang banyak itu ada yang masih segar dalam ingatan walaupun bukunya sudah bertahun tidak dibaca. Dan ada juga ilmu itu tertulis dengan rapi di catatan, namun di pikiran tidak ingat.

Nah apakah yang paling berguna?

Tentu saja ilmu yang lekat dalam hati, ada di ingatan, bisa dibawa ke mana-mana dan diamalkan. Adakah pelajaran yang masih kamu ingat sampai sekarang? 

Sangat menyedihkan catatan-catatan itu harus dibuang. Isinya ilmu. Namun kalau disimpan tidak banyak yang terbaca.  Timbullah penyesalan kenapa dulu tidak memperhatikan penjelasan guru di kelas dengan baik. Sehingga ilmu masuk ke hati, tak sekedar catatan.

Ada beberapa hal tentang menuntut ilmu yang mudah dipahami

1. Belajar sewaktu belum baligh

Masa anak-anak atau sebelum baligh adalah masa menuntut ilmu yang sangat terang benderang. Hafalan al-Qur'an di masa ini mudah lengket dan ingatnya lama sampai dewasa atau tua. Dulu waktu kecil kamu hafal surah apa? Masih ingat dan lancar kan sampai sekarang. Begitu juga dengan ilmu-ilmu lainnya. Jika anak datang belajar dengan ikhlas dan mau memperhatikan gurunya, ilmu itu mudah sekali masuk dalam hati. Beruntunglah anak-anak yang banyak diajarkan ilmu oleh orang tua maupun gurunya.

2. Niat

Ternyata ada perbuatan baik yang tidak dapat pahala lho. Membantu orang kesusahan, menyapu rumah, mencuci piring, belajar agama tapi tidak berpahala. Kenapa? Karena pelakunya hanya mengerjakan itu sebagai kebiasaan, tapi tidak niat. Pergi sekolah cuma karena kebiasaan, orang sekolah kita sekolah.

Niat menuntut ilmu karena Allah, insya Allah paham dan dimudahkan untuk mempelajarinya.

Niat membaca buku untuk ujian, insya Allah bisa menjawab ujian. Setelah ujian ada kemungkinan lupa.

Niat menuntut ilmu untuk lomba, insya Allah bisa ikut lomba. Setelah itu entahlah.

Jadi jangan lupa niat sebelum beraktifitas termasuk menuntut ilmu. Niat karena Allah bukan yang lain. Ingat jangat lupa niat.

اِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِالنِّيَةِ وَ اِنَّمَا لِكُلِّ امْرِءٍمَا نَوَی

"Sesungguhnya setiap perbuatan itu diawali dengan niat dan setiap orang mendapat balasan sesuai dengan yang dia niatkan"

Hr. Muslim


3. Beradab

Penuntut ilmu harus beradab. Beradab terhadap ilmu maupun guru. Sepintar-pintarnya murid kalau tidak beradab, ilmunya tidak akan lengket. Nilai ujian boleh tinggi, setelah itu pelajaran lupa.

Perkara adab menuntut ilmu panjang pembahasannya. Bolehlah saudara baca buku-buku karangan ulama.

4. Cinta Ilmu

Sukai apa yang dipelajari. Ada murid yang ketika belajar jiwanya senang dan semangat. Ada pula yang ketika di kelas sering ngantuk dan bosan. Mungkin perbedaanya anatara cinta dan tidak.

5. Perhatikan Guru

Ini poin emas. Apa yang dibicarakan guru di depan kelas belum tentu akan kamu temukan di dalam buku. Saya sangat heran melihat teman yang bermain tablet sewaktu dosen menjelaskan materi. Padahal di luar sana belum tentu dia bisa mendapat pelajaran yang sangat berharga yang disampaikan dosen itu.

Saat guru menjelaskan pelajaran dengar dan perhatikan baik-baik. Ini salah satu cara agar ilmu mudah dipahami dan diingat sampai kapan-kapan pun meskipun catatanmu telah hilang.

Tentu akan sangat berbeda ilmu yang ketika di kelas kita langsung paham, dengan pelajaran yang harus dibaca berulang-ulang di rumah. Bagi saya pribadi lebih suka langsung paham dari penjelasan guru di kelas dan lebih lama diingatan, dibandingkan membaca sendiri.

Karena itu sangat disayangkan, sangat rugiiiiiii pelajar-pelajar yang ketika belajar dengan guru dia malah asik bercerita dengan teman, bermain hp, mencoret-coret buku, melamun, dan sebagainya. 

Adik saya yang di Sekolah Dasar bercerita bahwa ada temannya yang ketika belajar bermain hp. Sudah diingatkan oleh teman-temannya tapi dia tidak peduli. Menurut saya dia itu anak yang malang. Seandainya gurunya menjelaskan pelajaran matematika dasar tentang pembagian, dan dia luput dari menerima penjelasan guru, sampai dewasa dia tidak pandai menghitung pembagian gara-gara waktu belajar di sekolah banyak bermain. Bisa-bisa dia ditipu orang karena tidak pandai berhitung.

Jadi paham ya bagaimana sikap penuntut ilmu terhadap guru yang sedang mengajar.

6. Pelajari yang Bermanfaat

Nah pada kali ini saya berpikir kembali. Dulu berapa jam ya total kami duduk di bangku sekolah untuk belajar suatu pelajaran tertentu. Dan setelah tamat sekolah ilmu itu tidak terpakai. Coba jawab dalam hati, dulu pernah belajar kimia tentang molekul? Atau fisika tentang listrik? Setelah itu apakah ada dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari? Kalau tidak, berarti kita telah belajar tapi tidak bermanfaat.

Karena itu ada beberapa sekolah yang memilih sedikit pelajaran saja untuk diajarkan. Mungkin lebih efektif dan bisa diamalkan. Dibandingkan banyak judul pelajarn tapi tidak semua sanggup kita praktekkan. Karena ilmu dan waktu kelak akan dihisab. 

Saya pun mulai berpikir untuk hati-hati melihat resep makanan di internet. Membatasi hanya yang perlu saja. Karena takut tidak bisa megamalkan atau mempraktekkan ilmunya.

Kalu berdasarkan nafsu tentu kita ingin menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Namun ingat yaumul hisab, pelajari apa yang bermanfaat. Adapun ilmu agama, wajib dipelajari dan diamalkan.

Dari pertimbangan ini saya seleksi buku mana yang sepertinya tidak bermanfaat dan buku mana yang masih berguna. 


Minggu, 20 Desember 2020

Bahaya Gerakan Terimakasih Ala Jepang


Membungkukkan badan sudah menjadi budaya Jepang di mana pun. Di tempat kerja, sekolah, rumah, dan lain sebagainya.

Membungkuk di Jepang (お 辞 儀, Ojigi ) adalah tindakan menundukkan kepala atau bagian atas batang tubuh, biasanya digunakan sebagai tanda salam, hormat, permintaan maaf atau terima kasih dalam situasi sosial atau keagamaan.[1]

Membungkuk atau Ojigi ada beberapa tingkatan

1. Eshaku

Ada pun gerakan membungkuk yang pertama bernama Eshaku. Biasanya, gerakan ini dilakukan saat memberi salam kepada sepantaran atau seumuran. Membungkuk yang sedalam 15 derajat untuk salam biasa. [2]

Karena salam jenis ini ditujukan untuk orang yang sederajat atau teman, maka membungkuk hanya sedikit yaitu 15 derajat.

2. Keirei

‘Keirei’ adalah jenis ojigi yang paling resmi dan biasa dijumpai. Dilakukan dengan cara berdiri lalu membungkuk 30 derajat. Umumnya digunakan untuk memberi salam pada orang lain seperti pelanggan, untuk menunjukkan rasa terima kasih atau saat berkenalan dengan orang baru.

3. Saikeirei

Jenis ojigi ini cukup jarang ditemukan. Ojigi ini dilakukan kepada manajer, mertua, atasan atau rekan bisnis yang penting, dan sebagainya sebagai wujud hormat serta permintaan maaf yang mendalam. Cara melakukannya dengan membungkukkan tubuh 45 derajat dengan kepala diturunkan, lalu tahan posisi ini selama kurang lebih 3 detik. [3]

Jadi semakin dihormati seseorang, maka mereka membungkuk lebih dalam.

Budaya Ojigi tak asing lagi di Indonesia. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait gerakan ojigi, khususnya untuk yang beragama Islam. 

Gerakan ojigi terutama Saikeirei yang membungkuk sedalam 45 derajat hampir serupa dengan gerakan rukuk dalam sholat. 

Dalam Islam kita dilarang sujud kepada selain Allah. Sama halnya dengan rukuk, sujud atau rukuk yang dilakukan untuk selain Allah menyebabkan seseorang keluar dari agama Islam. 

Tanpa kita sadari gerakan ojigi dipraktekkan di berbagai acara. Misalnya saat perpisahan sekolah, penyerahan ijazah, atau hadiah. Saat naik ke pentas panitia menyuruh masing-masing peserta membungkukkan badan ke arah penonton, sebagai salam atau memberi hormat.

Bagi tenaga kerja dan pelajar Indonesia di Jepang, kemungkinan besar diharuskan melakukan ojigi. Kalau tidak bisa dianggap tidak tahu adat atau tidak sopan.

Ada sebuah pelajaran berharga dari sejarah ulama yang hidup pada masa penjajah Belanda dan Jepang, Dr. Abdul Karim Amrullah. Kisahnya tertulis dalam buku berjudul Ayahku. 

Sebelum membaca kisah ini, saya menganggap gerakan salam di Jepang cukup aman, karena tidak perlu berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan. Cukup dengan membungkukkan badan. Namun, ternyata budaya ini bertentangan dengan ajaran Islam.

Pada tahun 1943 M, Jepang mengadakan pertemuan ulama-ulama seluruh tanah Jawa. Pertemuan diadakan di Bandung. Beliau diangkat menjadi penasihat tinggi dan didudukkan di tribune, bersam kakka-kakka Jepang yang bergantungan pedang samurai di pinggang mereka.

Saat penjajahan, Jepang selalu berupaya menanamkan budaya mereka di tanah air.

Maksud Jepang mengadakan rapat mengambil suara ulama bersama untuk menyatakan setia, serta kerja sama dengan pemerintah Jepang.

Sebelum dimulai, rapat dibuka dengan upacara, yaitu sei keirei menghadap ke istana Diraja Tenno Heika di Timur Laut. 

Semua orang... Semua orang berdiri. Seorang melakukan komando, "Sei Keirei!" semua menekur rukuk menghadap ke istana. Hanya seorang tua yang kurus, tetapi mata beliau menyinarkan iman yang panas dan hati baja, hanya beliau itu saja yang duduk, tidak ikut berdiri, yaitu Dr. Abdul Karim Amrullah. Meskipun di kiri kanan beliau Jepang berpedang panjang semua.

Semua mata memandang dengan kecemasan dan mengandung beberapa makna. Mata ulama-ulama yang insaf bahwa perbuatan mereka salah atau mata ulama-ulama yang merasa kecil jiwa dan lemah iman karena turut rukuk. Demikian juga mata-mata orang Jepang yang heran tercengang mengapa yang satu ini (Abdul Karim Amrullah) tidak turut berdiri?

Dengan serta merta tersiarlah kabar ini ke seluruh dusun dan kota di tanah Jawa. Dalam saat yang hanya setengah menit, beliau telah menyatakan pendirian Islam yang sebenarnya terhadap kerajaan musyrik (Jepang). 

Sesungguhnya, beratlah dalam perasaan ulama-ulama menghadapi soal sei keirei ini. Tidak ada ulama yang sebenar ulama yang mau menerima sai keirei ini. Ketika Jepang mengadakan pertemuan ulama di Singapura, Syekh Taher Jalaluddin telah menyatakan kepada beberapa ulama suapaya soal sei keirei ini diperkatakan. Namun, tidak ada yang berani. [4]

Abdul Karim Amrullahlah dengan berani menyampaikan kepada Jepang lewat tulisannya. Menurutnya salam cara Jepang tidak terlarang dalam Islam. Hanya saja jangan sampai menyerupai gerakan rukuk dalam sholat.

" dalam kitab-kitab fiqih tentang bab "al-Riddah" ada tersebut bahwa rukuk itu sama hukumnya dengan sujud, tertentu (hanya boleh) kepada Allah subhanahu wata'ala semata. Oleh karena itu, tidak boleh juga dilakukan rukuk itu membesarkan sesuatu yang lain dari Allah subhanahu wata'ala sebagaimana membesarkan Allah subhanahu wata'ala, atau menyembah makhluk, nyatalah yang demikian mengeluarkan orang itu dari agama Islam sama sekali. [5]

Referensi

1. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Bowing_in_Japan

2. https://travel.detik.com/travel-news/d-4098966/3-cara-orang-jepang-membungkuk-dan-perbedaan-maknanya

3. https://www.google.com/amp/s/livejapan.com/id/article-a0000709/amp/

4. Hamka, Ayahku, Gema Insani, Depok, Cetakan 1, 2019 hal: 257-259

5. Hamka, hal: 431-433


Jumat, 23 Oktober 2020

Menyikapi Pernyataan Agama yang Tidak Masuk Akal Tentang Perempuan

Semasa sekolah, kami pernah disuruh guru bahasa Inggris untuk menyampaikan argumen di kelas dengan tema kira-kira begini: perempuan tidak perlu keluar rumah, biar laki-laki saja yang bekerja. Siswa dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama harus menyiapkan kalimat-kalimat berbahasa Inggris yang menyatakan kalau mereka setuju perempuan tidak usah bekerja. Sedangkan sisanya menyanggah kelompok pertama, menyatakan pendapat bahwa mereka tidak setuju perempuan dilarang keluar rumah.  

Kebetulan saya kelompok penyanggah yang tidak suka orang melarang perempuan bekerja. Saat itu memang saya dan teman-teman perempuan lainnya berpikiran sama. Bukankah itu melanggar hak asasi manusia? Tidak adil kalau laki-laki bebas kemana-mana sedangkan perempuan harus tetap di rumah. Ini namanya diskriminasi terhadap perempuan. Peraturan yang norak, kampungan, dan kuno sekali. Kita kan sudah berada di zaman kebebasan. Dan ada pula istilah yang digaung-gaungkan di media yaitu emansipasi wanita yang menuntut kesetaraan antara pria dan wanita. Ini juga cukup mempengaruhi pikiran kami.

Sedangkan kelompok pertama tetap bersikukuh dengan pendapat mereka yang berseberangan dengan saya. Perempuan keluar rumah itu ibarat kiper maju, nanti siapa yang menjaga dan mengurus rumah. 

Akhirnya terpaksa kami berbicara bahasa Inggris meskipun terbata-bata dan dengan kosa kata yang ala kadarnya. Lantaran tidak mau kalah melawan kelompok sebelah. Saya tahu maksud guru kami bukan untuk menunjukkan siapa yang benar dan salah, namun untuk melatih kemampuan berbahasa murid-muridnya.

***

Beberapa tahun lalu saya lihat di berita TV bahwa wanita di Arab Saudi tidak diizinkan mengendarai mobil sendiri. Namun saat itu kepolisian Arab Saudi telah mulai membolehkan wanita menyetir dan memiliki SIM. Meskipun hal itu mendapat pertentangan dari ulama Saudi.

*** 

Ketika kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) salah seorang teman saya merupakan anggota organisasi keagamaan di kampus. Katanya laki-laki di organisasi itu melarang perempuan menjadi mc sebuah acara, begitu pula untuk membaca al-Qur’an di depan orang banyak tidak usah perempuan, biar laki-laki saja. Pemikiran kami, kok perempuan tidak boleh tampil di acara ya, emang apa salahnya. 

***  

Tapi lama kelamaan saya menemukan jawabannya. Apa yang menurut saya dulu tidak masuk akal sekarang sudah mendapat pencerahan. Hal itu mulai saya dapat setelah tidak sengaja membaca postingan keagamaan yang diupload orang lain di sosial media. Di sini terdapat banyak sekali penjelasan, hadis-hadis, dan perkataan ulama yang belum pernah saya temukan sebelumnya. Ini salah satunya: 

إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا

Dari Abdullah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya.”

(HR. Ibnu Khuzaimah no. 1685 dan Tirmidzi no. 1173. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Islam sangat memuliakan perempuan. Perempuan dijaga dan dilindungi sebai-baiknya. Disuruh berpakaian tertutup, dijauhkan dari keadaan yang mudah dilihat oleh sembarang orang. Semua itu untuk menjaga umat dari fitnah. Ulama Saudi tentu bukan orang yang bodoh, mereka adalah orang yang takut kepada Allah. Mereka sangat paham hukum agama. Tidak ada maksud untuk melarang wanita bepergian tanpa mahrom kecuali untuk menyelamatkan wanita. 

Akan tetapi ulama tidak serta merta melarang seluruh perempuan keluar rumah.Perempuan masih diperbolehkan keluar dan bekerja di rumah dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya mengajar yang memang dibutuhkan tenaga pengajar selain laki-laki. 

Kalau kita terus menerus memikirkan agama dengan akal. Akan banyak sekali ditemukan perkara yang tidak masuk akal oleh sebagian orang. Contohnya:

kenapa berlaku hukum qishos, pembunuhan dibalas dengan bunuh juga. Menurut akal itu adalah kejam. Padahal itulah keadilan dalam Islam.

Kenapa kalau kentut wudu batal, disuruh wudu lagi. Tapi yang dibasuh malah muka, tangan, kaki. Apa hubungannya?

Orang yang berpegang teguh dengan pendapat yang salah bisa meninggalkan keyakinannya lantaran menemukan pendapat lain yang lebih kuat dan dipercaya.

Jadi ternyata pernyataan agama yang tidak masuk akal, bukan agama yang salah, tapi saya lah yang kurang belajar, jarang baca hadis. 

Perjuangan imam ahli hadis dalam mencari kebenaran, mereka telah berkeliling ke berbagai negara, menemui ribuan guru, dan menulis dengan sangat hati-hati. Hingga sampailah ilmu itu kepada kita. Tidak ada alasan bagi kita untuk  tidak percaya. Karena agama kita tidak ditaati hanya karena masuk akal, tapi karena kita percaya (iman).

Tidak sepantasnya kita membandingkan hukum agama dengan akal kita yang lemah. Kewajiban kita hanyalah taat. Saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberitakan peristiwa isra’ mi’raj, orang-orang banyak yang tidak percaya. Tentu saja pergi ke luar negeri (masjidil aqsho di palestina) ditambah ke langit dalam satu malam saja adalah hal yang tidak masuk akal. Bahkan tak jarang beliau dituduh sebagai orang gila lantaran mendakwahkan Islam yang menurut mereka tidak masuk akal.

Namun apa yang terjadi pada para sahabat? Mereka juga manusia yang berakal, tapi langsung percaya saja apa yang rasulullah sampaikan. Mereka tidak pakai akal tapi iman. 

Ketidakmasuk akalan hukum agama bisa bertambah rumit jika kita umat Islam lebih banyak membaca buku yang ditulis oleh orang-orang non muslim berpemikiran liberal, sekuler, maupun pluralism. Jika kita lebih membiarkan anak-anak dan remaja di sekitar kita menonton televisi di bandingkan membaca sejarah nabi, sahabat, maupun ulama. 

Kebingungan juga bisa terjadi jika kita bertanya tentang agama pada orang yang tidak tepat. Menjawab persoalan agama menurut perasaan tanpa mengetahui dalil besumber dari al-Qur’an, hadis, maupun ijma’ ulama. Jadi sangat penting sekali membaca dan mendengar ilmu agama dari orang yang jelas mengambil sumber dari mana.

Senin, 21 September 2020

Cerita Daftar CPNS

Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah satu pekerjaan yang dianggap bagus oleh para orang tua. Karena gajinya lumayan, tetap, dan jelas tiap bulan ada. Negara yang bayar plus tunjangan transportasi, anak, beras, dan lain sebagainya. Kalau udah pensiun sekalipun tetap dikasih dana dari pemerintah. Enak juga ya.

Beda dengan pengusaha, penghasilan belum jelas, dan tidak terjamin sampai beberapa waktu ke depan. Iya kalau bisnis laku, kalau nggak?

Karena itu setiap buka perekrutan cpns orang tua selalu support agar anaknya juga ikut daftar? Bener gak? Berduyun-duyun sarjana yang daftar.

Saya pernah dua kali ikut tes cpns. Pertama pilih formasi di kementerian pertanian sebagai pranata humas ahli pertama bidang holtikultura. Waktu itu saya juga belum ngerti kerjanya ngapain. Yang penting daftar dulu hehe. Udah kebayang kalau berhasil lulus maka dianggap oleh masyarakat sebagai anak yang Misalnya an mapan.

Ujian CAT dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau Jl. Hang Tuah Pekanbaru. Panitia dari orang-orang kementerian Pertanian. Saya perhatikan logo di baju mereka. Alhamdulillah para panitia ini orang yang sangat disiplin dan perhatian dengan jadwal shalat. Sebelum ujian dimulai mereka menyarankan untum shalat Ashar terlebih dulu. Dan ketika telah berada di ruang ujian, panitia yang lain bertanya kembali kepada peserta, sudah shalat Ashar?  Kemudian ia menyarankan kami untuk berdoa.

Soal terdiri dari tiga macam, tes inteligensi umum, ada matematika, bahasa Indonesia, penalaran, dan analogi. Kedua tes wawasan kebangsaan. Yang ditanya tentang undang-undang, kenegaraan, sejarah dan sejenisnya. 

Selanjutnya yang ketiga tes karakteristik pribadi. Nah, kali ini soalnya sangat mudah sekali. Misalnya atasan kita tidak disiplin, maka sebagai bawahan sikap kita adalah? Apakah kita ikut-ikit tidak disiplin, karena atasan saja sudah begitu. Atau tetap disiplin karena kita orang yang berdedikasi tinggi. Pilih yang mana? Cukup mudah bukan? Akan tetapi banyak yang terjebak ketika menjawab soal kepribadian seperti ini. Perasaan sudah benar, eh ternyata salah. Karena jawaban terlalu jaim juga bisa salah hehehe..

Namun ternyata perjuangan masih panjang. Yang daftar beribu-ribu, yang diterima cuma hitungan jari. Singkat cerita saya pun gak lulus.

Tahun depan buka pendaftaran lagi. Orang tua masih mendukung. Saya coba urus persyaratan agar bisa ikut tes. Kali ini saya pilih formasi humas di Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Kebetulan jaraknya tidak terlalu jauh dari kota Pekanbaru. 

Kali ini tes dilaksanakan di gedung hotel laberasa Siak Hulu, Kampar.
Karena sudah pengalaman menjawab soal tes tahun lalu, jadi saya bisa prediksi soal yang akan dipertanyakan ketika tes komputer berlangsung.

Kali ini saya tidak berharap banyak untuk lulus cpns. Ketika panitia ujian menyuruh peserta berdoa sebelum tes dimulai. Saya gak berdoa agar diluluskan pns. Akan tetapi berdoa seperti doa nabi musa, 
رَبِّ اِنِّيْ لِمَا اَنْزَلْتَ اِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِير
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku membutuhkan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku"

Kalau pns ini pekerjaan yang baik buat saya, maka luluskan ya Allah. Kalau tidak baik ya gak papa saya gak lulus.

 Hasilnya saya bisa menjawab soal dengan poin yang lebih tinggi dari tahun lalu, sedikit lagi mencapai passing grade. Tapi tetap belum lulus.
Alhamdulillah...

Rabu, 13 Mei 2020

Pengertian Akulturasi, Konflik, dan Kontroversi Serta Cara Penyelesaiannya

AKULTURASI
Akulturasi merupakan suatu proses yang timbul apalabila kelompok2 manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur2 dari kebudayaan asing. CONTOH : Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan India dan kebudayaan Indonesia.

Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.contohnya konflik antara masyarakat dan pihak PTPN V yang merebutkan lahan perkebunan.

Kompetisi
Persaingan (kompetisi) dalam suatu komunitas dapat dikelompokkan menjadi dua jika dilihat dari asalnya yakni persaingan yang berasal dari dalam populasi jenis itu sediri yang disebut intraspesifik dan persaingan yang berasal dari luar populasi tersebut yang disebut ekstraspesifik. Contohnya kompetisi antar provinsi dalam perlombaan tilawatil Qur’an, demi meraih gelar juara dan piala bergilir.

Kontroversi
Kontroversi (bahasa inggris; controversy) kata benda sinonim dengan kata pertentangan, perdebatan atau persengketaan.  Kontroversi berarti ada 2 sudut pandang yang berbeda dalam memaknai atau mengartikan sebuah kejadian, ide atau yang lainnya. Sesuatu yang kontroversi seringkali tidak disukai karena dianggap membuat keributan.
Sebut saja Ketua DPR-RI Marzuki Ali yang baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang dinilai kontroversial tentang “perlu tidaknya KPK” atau - kalau menurut analisa saya - dapat pula disebut “pembubaran KPK”. Pernyataan itu menimbulkan kontroversi karena sebagian orang menyatakan bahwa justru KPK masih dinilai penting untuk pemberantasan korupsi. Muncullah perdebatan atau pertentangan tentang hal tersebut yang menghiasi pemberitaan berbagai media masa.Ujung-ujungnya, muncullah gerakan politik di Senayan untuk meminta pertanggung jawaban politis. Pernyataan berujung tuntutan mundur dari jabatan.

Salah satu cara menyelesaikan masalah/ konflik melalui akomodasi.

Akomodasi
Akomodasi adalah sebagai upaya penyelesaian konflik memiliki delapan bentuk :

1.Coercion(koersi),
Koersi yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Hal ini terjadi disebabkan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah sekali bila dibandingkan dengan pihak lawan. CONTOH: perbudakan. Contoh lain, siswa SD yang diwajibkan membayar uang buku sekolah yang sangat banyak jumlahnya.

2.Compromise (kompromi)
Compromise yaitu suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu konflik yang ada. Sikap untuk dapat melaksanakan compromise adalah sikap untuk bersedia merasakan dan mengerti keadaan pihak lain.
CONTOH : perjanjian antar negara tentang batas wilayah perairan, seperti negara Jepang dan Korea Selatan.

3. Arbitration (arbitrasi),
Arbitrasi yaitu cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya lebih dari pihak-pihak yang bertikai.
CONTOH: konflik antara buruh dan pengusaha dengan bantuan suatu badan penyelesaian perburuan Depnaker sebagai pihak ketiga.  contoh lain konflik antar dua orang siswa di sekolah yang diselesaikan oleh guru BK.

4. Mediation (mediasi),
Mediasi yaitu cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga yang netral. Pihak ketiga ini hanyalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai yang sifatnya hanya sebagai penasihat. Sehingga pihak ketiga ini tidak mempunyai wewenang untuk memberikan keputusan-keputusan penyelesaian yang mengikat secara formal. Contohnya perceraian suami istri di pengadilan
 
5. Conciliation (konsiliasi)
Konsiliasi yaitu suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai persetujuan bersama.  CONTOH: pertemuan beberapa partai politik di dalam lembaga legislatif (DPR) untuk duduk bersama menyelesaikan perbedaan-perbedaan sehingga dicapai kesepakatan bersama.

6.Toleration(toleransi),
Sering juga dinamakan toleran-participation yaitu suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal. Contohnya: beberapa orang atau kelompok menyadari akan pihak lain dalam rangka menghindari pertikaian. Dalam masyarakat Jawa dikenal dengan istilah “tepa selira” atau tenggang rasa agar hubungan sesamanya bisa saling menyadari kekurangan diri sendiri masing-masing. CONTOH : Pada bln puasa,umat yg tidak berpuasa tidak makan di sembarang tempat. Contoh lain, ketika tetangga sedang sakit dan butuh istirahat, maka tidak boleh membunyikan musik dengan suara keras.

7.Statlemate
Statemate adalah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai atau berkonflik karena kekuatannya seimbang kemudian berhenti pada suatu titik tertentu untuk tidak melakukan pertentangan. Dalam istilah lain dikenal dengan “Moratorium” yaitu kedua belah pihak berhenti untuk tidak saling melakukan pertikaian. Namun, moratorium bisa dilakukan antara dua belah pihak yang kurang seimbang kekuatannya.contohnya perlombaan dengan hasil akhir seri.

8. Adjudication (ajudikasi)
adjukasi adalah suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan. Kedelapan bentuk akomodasi di atas bisa dipilih untuk dilakukan dalam menyelesaikan konflik di masyarakat yang sangat beragam. Hal ini diperlukan agar proses konflik khususnya yang terjadi pada masyarakat dengan tingkat kemajemukan tinggi seperti Indonesia, tidak bisa mengarah pada situasi disintegrasi bangsa.CONTOH : menyelesaikan suatu perkara di pengadilan.