Semasa sekolah, kami pernah disuruh guru bahasa Inggris untuk menyampaikan argumen di kelas dengan tema kira-kira begini: perempuan tidak perlu keluar rumah, biar laki-laki saja yang bekerja. Siswa dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama harus menyiapkan kalimat-kalimat berbahasa Inggris yang menyatakan kalau mereka setuju perempuan tidak usah bekerja. Sedangkan sisanya menyanggah kelompok pertama, menyatakan pendapat bahwa mereka tidak setuju perempuan dilarang keluar rumah.
Kebetulan saya kelompok penyanggah yang tidak suka orang melarang perempuan bekerja. Saat itu memang saya dan teman-teman perempuan lainnya berpikiran sama. Bukankah itu melanggar hak asasi manusia? Tidak adil kalau laki-laki bebas kemana-mana sedangkan perempuan harus tetap di rumah. Ini namanya diskriminasi terhadap perempuan. Peraturan yang norak, kampungan, dan kuno sekali. Kita kan sudah berada di zaman kebebasan. Dan ada pula istilah yang digaung-gaungkan di media yaitu emansipasi wanita yang menuntut kesetaraan antara pria dan wanita. Ini juga cukup mempengaruhi pikiran kami.
Sedangkan kelompok pertama tetap bersikukuh dengan pendapat mereka yang berseberangan dengan saya. Perempuan keluar rumah itu ibarat kiper maju, nanti siapa yang menjaga dan mengurus rumah.
Akhirnya terpaksa kami berbicara bahasa Inggris meskipun terbata-bata dan dengan kosa kata yang ala kadarnya. Lantaran tidak mau kalah melawan kelompok sebelah. Saya tahu maksud guru kami bukan untuk menunjukkan siapa yang benar dan salah, namun untuk melatih kemampuan berbahasa murid-muridnya.
***
Beberapa tahun lalu saya lihat di berita TV bahwa wanita di Arab Saudi tidak diizinkan mengendarai mobil sendiri. Namun saat itu kepolisian Arab Saudi telah mulai membolehkan wanita menyetir dan memiliki SIM. Meskipun hal itu mendapat pertentangan dari ulama Saudi.
***
Ketika kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) salah seorang teman saya merupakan anggota organisasi keagamaan di kampus. Katanya laki-laki di organisasi itu melarang perempuan menjadi mc sebuah acara, begitu pula untuk membaca al-Qur’an di depan orang banyak tidak usah perempuan, biar laki-laki saja. Pemikiran kami, kok perempuan tidak boleh tampil di acara ya, emang apa salahnya.
***
Tapi lama kelamaan saya menemukan jawabannya. Apa yang menurut saya dulu tidak masuk akal sekarang sudah mendapat pencerahan. Hal itu mulai saya dapat setelah tidak sengaja membaca postingan keagamaan yang diupload orang lain di sosial media. Di sini terdapat banyak sekali penjelasan, hadis-hadis, dan perkataan ulama yang belum pernah saya temukan sebelumnya. Ini salah satunya:
إِنَّ الْمَرْأَةَ عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا
Dari Abdullah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan perempuan yang paling dekat dengan Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya.”
(HR. Ibnu Khuzaimah no. 1685 dan Tirmidzi no. 1173. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Islam sangat memuliakan perempuan. Perempuan dijaga dan dilindungi sebai-baiknya. Disuruh berpakaian tertutup, dijauhkan dari keadaan yang mudah dilihat oleh sembarang orang. Semua itu untuk menjaga umat dari fitnah. Ulama Saudi tentu bukan orang yang bodoh, mereka adalah orang yang takut kepada Allah. Mereka sangat paham hukum agama. Tidak ada maksud untuk melarang wanita bepergian tanpa mahrom kecuali untuk menyelamatkan wanita.
Akan tetapi ulama tidak serta merta melarang seluruh perempuan keluar rumah.Perempuan masih diperbolehkan keluar dan bekerja di rumah dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya mengajar yang memang dibutuhkan tenaga pengajar selain laki-laki.
Kalau kita terus menerus memikirkan agama dengan akal. Akan banyak sekali ditemukan perkara yang tidak masuk akal oleh sebagian orang. Contohnya:
kenapa berlaku hukum qishos, pembunuhan dibalas dengan bunuh juga. Menurut akal itu adalah kejam. Padahal itulah keadilan dalam Islam.
Kenapa kalau kentut wudu batal, disuruh wudu lagi. Tapi yang dibasuh malah muka, tangan, kaki. Apa hubungannya?
Orang yang berpegang teguh dengan pendapat yang salah bisa meninggalkan keyakinannya lantaran menemukan pendapat lain yang lebih kuat dan dipercaya.
Jadi ternyata pernyataan agama yang tidak masuk akal, bukan agama yang salah, tapi saya lah yang kurang belajar, jarang baca hadis.
Perjuangan imam ahli hadis dalam mencari kebenaran, mereka telah berkeliling ke berbagai negara, menemui ribuan guru, dan menulis dengan sangat hati-hati. Hingga sampailah ilmu itu kepada kita. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak percaya. Karena agama kita tidak ditaati hanya karena masuk akal, tapi karena kita percaya (iman).
Tidak sepantasnya kita membandingkan hukum agama dengan akal kita yang lemah. Kewajiban kita hanyalah taat. Saat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberitakan peristiwa isra’ mi’raj, orang-orang banyak yang tidak percaya. Tentu saja pergi ke luar negeri (masjidil aqsho di palestina) ditambah ke langit dalam satu malam saja adalah hal yang tidak masuk akal. Bahkan tak jarang beliau dituduh sebagai orang gila lantaran mendakwahkan Islam yang menurut mereka tidak masuk akal.
Namun apa yang terjadi pada para sahabat? Mereka juga manusia yang berakal, tapi langsung percaya saja apa yang rasulullah sampaikan. Mereka tidak pakai akal tapi iman.
Ketidakmasuk akalan hukum agama bisa bertambah rumit jika kita umat Islam lebih banyak membaca buku yang ditulis oleh orang-orang non muslim berpemikiran liberal, sekuler, maupun pluralism. Jika kita lebih membiarkan anak-anak dan remaja di sekitar kita menonton televisi di bandingkan membaca sejarah nabi, sahabat, maupun ulama.
Kebingungan juga bisa terjadi jika kita bertanya tentang agama pada orang yang tidak tepat. Menjawab persoalan agama menurut perasaan tanpa mengetahui dalil besumber dari al-Qur’an, hadis, maupun ijma’ ulama. Jadi sangat penting sekali membaca dan mendengar ilmu agama dari orang yang jelas mengambil sumber dari mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar