Label

Selasa, 08 Oktober 2019

Kok Kita Harus Ngaji sih?

Kok Kita Harus Ngaji sih?

Iya, karena dengan ngaji/belajar kita jadi tahu. Kalau kita tahu, menjalani kehidupan lebih mudah.

Dengan belajar kita saling mengingatkan dan memperbaiki kesalahan. Kita perlu teman/guru yang mengoreksi ibadah maupun prilaku kita. Pemain bola ada pelatihnya, penyanyi ada pelatihnya. Nah kita umat Islam yang beramal bukan hanya untuk kepentingan dunia, melainkan juga untuk mencapai akhirat yang baik juga perlu pelatih.

Menambah semangat.
Lihat teman pakai jilbab, kita makin semangat pakai jilbab. Sebaliknya lihat teman malas-malasan, kita kurang motivasi bahkan bisa ketularan malas. Maka teman-teman yang mau sama-sama ngaji itu amazing banget.

Kata Rasulullah saw majelis ilmu adalah taman surga. Apabila menjumpai taman surga, minumlah sepuas-puasnya. Karena dengan ilmu kita bisa mencapai surga. Shalat sesuai aturan dan tuntunan dari nabi, begitu pula puasa, zakat, dan ibadah lainnya.

Haji gak cukup berangkat cuma pakai duit. “Nih Pak, saya punya duit besok mau langsung pergi haji”. Oh gak bisa. Mesti manasik dulu, mesti tahu, mana rukun haji, mana wajib haji, apa saja yang dilarang ketika ihram.

Ilmu lebih utama dari pada harta. Harta kamu yang jaga, sedangkan ilmu dia yang menjagamu.

Orang yang berilmu derajatnya diangkat oleh Allah. Kita lihat orang-orang di sekitar kita, guru, penceramah, biasanya dihormati orang karena Allah mengangkat derajatnya.

Hal Penting dalam Menuntut Ilmu

1. Ikhlas

Di mana-mana, mau ngerjain apapun niat itu nomor satu. Kita niatkan menuntut ilmu ikhlas karena Allah. Meskipun awalnya ikut-ikut karena diajak teman, dari pada bengong di rumah. Setelah itu kita niatkan dalam hati. Ya Allah aku ikhlas menuntut ilmu karenaMu. Karena Allah lah yang suruh kita belajar. Menuntut ilmu wajub bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan.

2. Mempelajari adab

Sebelum belajar kita harus tau adabnya dulu. Misalnya kita mau belahar baca al-Quran. Adabnya ya kita wudu dulu, tidak meletakkan al-Quran di bawah sejajar denfan kaki, tidak sambil mengunyah makanan, dan lain-lain.

Gimana cara mempelajari adabnya nih? Nah kita ikuti peraturan dari gurunya dengan baik. Misalnya di kalau di sekolah guru bilang, anak-anak ketika sedang belajar oerhatikan baik-baik ya, gak boleh main, jangan ribut, yang di papan tulis dicatat. Itu salah satu bagian dari adab menuntut ilmu.

Kalau kita ikutin insha Allah ilmunya nempel di hati kita. Tapi kalau muridnya gak mau ikutin nasehat guru, malah asyik ngobrol, siap-siap dapat nilai rendah. Pulang ke rumah menenteng buku berat-berat tapi ilmunya gak dapat. Duh, rugi kan? Adab juga bisa kita pelajari dari al-Quran dan hadits.

3. Sungguh-sungguh

Tekadnya full biar suksesnya full. Murid yang di daftar hadirnya banyak alpha itu berarti mau dapat setengah-setengah. Beda sama anak yang rajin insha Allah sukses ya.

4. Diamalin

Ilmu tanpa diamalkan ibarat pohon tak berbuah. Makin diamalkanmakin banyak buahnya. Udah belajar tentang shalat, terus tiba di rumah gak shalat, ya rugi dong.

Tapi jangan diejek juga temannya yang belum berubah saat pulang ngaji. Praktek ilmu itu ada yang langsung bisa, ada yang berangsur-angsur. Di sini lah peran dakwah kita laksanakan. Mudah-mudahan teman yang udah ngaji bisa diamalin ilmunya.

5. Diajarkan ke yang lain

Dalam al-Quran disebutkan bahwa orang yang bertaqwa itu masuk surga berbondong-bondong. Karena itu kalau ada teman yang belum tahu kita kasih tahu. Kalau ada yang perlu bimbingan maka kita bantu. Dan mengajarnya mesti baik-baik juga. Dengan cara yang sesuai keadaan, dengan bahasa yang baik. Apalagi ngasih tahu orang yang usianya lebih tua dari kita. Ini perlu strategi khusus.

6. Hati-hati Sombong

Setan itu punya taktik tersendiri menhadapi orang yang tidak berilmu. Dia biarkan orang itu merasa cukup dengan amalnya, padahal ilmunya kurang. Bisa jadi cara ibadahnya salah sehingga tidak sah atau diterim. Sedangkan untuk yang punya ilmu, setan menggodanya dengan kesombongan. Hati-hati dengan kesombongan dengan merasa kita lebih baik dari pada orang lain.

Namun sebaliknya kita harus segera menyadari bahwa ilmu yang kita dapat adalah karena kasih sayang Allah kepada kita. Bukan karena kita yang hebat. Tapi Allag lah yang memberi nikmat sehingga terbuka hati kita menerima pengetahuan. Dan diberinya hidayah agar kita mau mengamalkannya. Dan tanggung jawab kita lah untuk mengajarkan saudara kita yang belum tahu.

Ada istilah padi semakin berisi semakin merunduk. Semakin berilmu semakin tawadhu (rendah hati).